
Pada tahun 1951 ketika duduk di bangku sebuah taman, gagasan mengenai maser (microwave amplification by stimulated emission of radiation atau penguatan gelombang mikro oleh pemancaran radiasi yang terstimulasi) muncul dalam benaknya sebagai suatu cara untuk menghasilkan gelombang mikro berintensitas tinggi, dan pada tahun 1953 maser pertama mulai bekerja. Dalam piranti ini molekul amoniak dinaikkan ke tingkat vibrasional tereksitasi lalu dimasukkan ke rongga resonan; di sini, seperti pada laser, pemancaran terstimulasi ditimbulkan sehingga menghasilkan kelompok foton yang panjang gelombangnya sama, dalam hal ini sama dengan 1,25 cm pada spektrum gelombang mikro. "Jam atom" berketelitian tinggi dibuat menurut konsep ini, dan penguatan maser zat padat dipakai juga dalam bidang semacam radioastronomi.
Pada tahun 1958 Townes dan Arthur Schawlow telah menarik perhatian orang melalui makalah yang mengemukakan bahwa skema yang sama bisa dilaksanakan dalam daerah panjang gelombang optik. Sebelumnya, Gordon Gould, seorang mahasiswa pascasarjana di Columbia University telah menyimpulkan hal yang sama, namun ia tak menerbitkan hasil perhitungannya saat itu juga, karena ia mencari paten.

Charles Townes adalah penemu bersama laser (light amplification by stimulated emission of radiation) dan
style="font-weight: bold;">
pemenang Nobel untuk fisika. Ia pekan lalu kembali menjadi berita karena
berhasil memenangkan hadiah bidang keagamaan tahunan yang nilainya
terbesar.
sekarang berusia 89 tahun dan menjadi pengajar, profesor di University
of California, Berkeley. Hadiah yang diterimanya adalah Templeton Prize
untuk penelitian dan pengembangan temuan spiritual. Hadiah ini sendiri
bernilai 795.000 pound sterling atau sekitar 14 miliar rupiah. Ia
dihargai karena pembicaraan dan tulisannya yang bertema peran penting
ilmu pengetahuan dan agama. pertama kali menekuni topik ini pada tahun 1964, pada tahun yang sama ketika ia menerima Nobel untukbersama
dengan dua peneliti asal Rusia. Topik pertamanya dalam bidang ini
disampaikan pada kelas Alkitab untuk pria di gereja Riverside, New York.
Pembicaraannya ini diterbitkan oleh majalah IBM Think, dan dalam
majalah alumni MIT (Massachusetts Institute of Technology). Namun
publikasi ini dan artikel susulannya mendapat tentangan dari alumnus
lainnya di MIT. Demikian pula tendensi religius Townes mendapat
tentangan dari penyokong doktoralnya di California Institute of
Technology."Banyak
yang tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan juga berdasarkan asumsi dan
kepercayaan. Tidak ada yang bisa dibuktikan secara absolut," jelas
Townes. "Temuan-temuan indah dalam ilmu pengetahuan dan agama datang
dari upaya kita untuk observasi, asumsi yang mendalam, kepercayaan dan
logika." Ia mencontohkan ilham yang didapatnya mengenai maser saat duduk
di bangku taman di Washington DC dengan Wahyu yang ada di dalam
Alkitab. Temuan-temuan dalam bidang fisika juga menunjukkan bahwa kecil
kemungkinan keberadaan kehidupan merupakan ketidaksengajaan. Ini
menimbulkan pertanyaan keagamaan mengenai apakah alam semesta ini pun
telah direncanakan.

Referensi :
- http://www.opto.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1112397496
- http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_H._Townes