
pada 1720, setelah melakukan berbagai penelitian. Dia menemukan bahwa pengangguran air raksa dalam pembuatan alat pengukuran suhu akan menjamin keakuratan. Derajat suhu yang digunakan dalam thermometer tersebut kemudian diberi nama “Fahrenheit”, sesuai nama penemuannya. Fahrenheit meninggal dunia pada 1736.
Ada beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya. Ada yang menyatakan bahawa Fahrenheit menentukan titik nol (0 derajat Fahrenheit) dan 100 derajat F pada skala temperaturnya dengan cara mencatat temperature di luar terendah yang dapat diukur dan temperature badanya sendiri. Temperature di luar terendah dia jadikan titik nol yang diukur pada saat musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung halamannya, Gdansk (danzig) (-17,8 derajat Celcius).
Fahrenheit ingin menghindari suhu negatif yang mana skala Ole Ramer sering menunjukkan temperature negative dalam penggunaan sehari-hari. Fahrenheit, memutuskan bahwa suhu tubuhnya dalah 100 derajat F. suhu tubuh normal adalah mendekati 98,6 derajat F, berarti Fahrenheit saat itu sedang demam ketika eksperimen atau termometernya tidak akurat.
Ada pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 derajat F) pada skalanya sebagai suhu yang mana campuran yang sama antara es dan garam melebur 96 derajat sebagai temperatur darahnya (dia pada awalnya menggunakan darah kuda untuk menandakan skalanya). Skalanya terdiri atas 12 divisi, tetapi kemudian dia membagi masing-masing divisi menjadi 8 subdivisi sama besar, dan mengahsilkan skala 96 derajat. Dia menemukan bahwa air (tanpa campuran apapun) akan membeku pada suhu 32 derajat dan mendidih pada suhu 212 derajat.
Pendapat ketiga adalah cerita yang paling dikenal, seperti yang digambarkan pada serial televisi fisika popular The Mechanical Universe.
Serial itu menyatakan bahwa
Fahrenheit mengadopsi skala Ramer yang mana air membeku pada suhu 7,5
derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4 untuk mengeliminsai pacahan
serta menigkatkan granularity dari skala tersebut (menghasilkan 30 dan
240 derajat).
Kemudian, dia kembali menentukan skalanya di antara titik beku air dan temperature normal tubuh manusia (ia mengambil 96 derajat); titik beku air ditentukan 32 derjat sehingga ada 64 interval akan membagi dua sehingga dia dapat menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali. Pengukurannya tidak semuanya akurat. Dengan menggunakan skala awalnya, titik beku dan titik didih air yang sebernarnya akan berbeda dengan 32 derajat F dan 212 derajat F.
Beberapa waktu setelah kematian Fahrenheit, diputuskan untuk kembali menandakan skalanya dengan 32 derjat F dan 212 derajat F sebagai titik beku dan titik didih air murni yang benar. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan menggunakan rumus sederhana. Perubahan ini juga menjelaskan mengapa temperature tubuh pernah sekali ditentukan 96 atau 100 derajat F oleh Fahrenheit sekarang ditentukan 98,6 derajat F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 derajat F akan lebih akurat.
Kisah
keempat adalah cerita yang tidak begitu dikenal mengenai asal muasal
skala Fahrenheit. Diceritakan bahwa skala ini ditentukan Fahrenheit
sendiri yang menjadi anggota organisasi persaudaraan Freemasonry. Dalam
organisasi terebut, ada 32 tingkat penerangan, 32 menjadi yang
tertinggi. Penggunaan kata degree (derajat atau tingkatan) sendiri
dikatakan diambil dari tingkatan dalam organisasi tersebut. Ini mungkin
suat kebetulan, tapi tidak ada bukti yang menunjukkan kebenaran hal
tersebut.Versi kelima menceritakan bahwa Fahrenheit menentukan 0
derajat berdasarkan temperature manusia akan mati beku karena
kedinginan 100 derajat adalah temperature manusia akan mati karena
panas. Untuk alasan itu , 0 sampai 100 menunjukkan tentang manusia dapat
hidup. Sementara itu, versi keenam menceritakan bahwa Fahrenheit
menandai titik beku air, temperature normal tubuh manusia, dan titik
didih air. Dia kemudian membagi rentang antara titik beku air dan titik
didih air menjadi 180 derajat. Mengatur temperature normal tubuh manusia
sebagai 100 derajat membuat FP dan BP menjadi 32 dan 212
berturut-turut. Daniel Gabriel Fahrenheit meninggal 16 September 1736
pada umur 50 tahun.
Kemudian, dia kembali menentukan skalanya di antara titik beku air dan temperature normal tubuh manusia (ia mengambil 96 derajat); titik beku air ditentukan 32 derjat sehingga ada 64 interval akan membagi dua sehingga dia dapat menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali. Pengukurannya tidak semuanya akurat. Dengan menggunakan skala awalnya, titik beku dan titik didih air yang sebernarnya akan berbeda dengan 32 derajat F dan 212 derajat F.
Beberapa waktu setelah kematian Fahrenheit, diputuskan untuk kembali menandakan skalanya dengan 32 derjat F dan 212 derajat F sebagai titik beku dan titik didih air murni yang benar. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan menggunakan rumus sederhana. Perubahan ini juga menjelaskan mengapa temperature tubuh pernah sekali ditentukan 96 atau 100 derajat F oleh Fahrenheit sekarang ditentukan 98,6 derajat F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 derajat F akan lebih akurat.

Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Gabriel_Fahrenheit
- http://info-biografi.blogspot.com/2010/05/biografi-daniel-gabriel-fahrenheit.html