Page

Info seputar dunia bisnis, pendidikan dan infotainment

Kisah Sukses Miliarder Bisnis IT Pertama di Malaysia Dia berasal dari keluarga biasa, ayahnya adalah penjual daging.

Kisah Sukses Miliarder Bisnis IT Pertama di Malaysia
Goh Peng Ooi, miliarder bisnis IT pertama di Malaysia (Forbes)

dapurinformasi.blogspot.com- Goh Peng Ooi sudah 25 tahun bergelut di bisnis perangkat lunak. Tetapi, dia mengaku lebih nyaman berbicara terkait ilmu matematika dan filsafat, dibanding bisnis yang puluhan tahun sudah ditekuninya.

Dikutip dari laman Forbes, Kamis 2 April 2015, harga saham perusahaan di bidang IT miliknya yang berbasis di Kuala Lumpur, Silverlake Axis Ltd, melonjak lebih dari empat kali lipat sejak awal 2012 lalu, yang mengantarkannya menjadi perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara.

Goh memiliki dua per tiga saham perusahaan itu, yang membuatnya masuk ke dalam daftar miliarder yang baru-baru ini dirilis oleh majalah ekonomi terkemuka, Forbes.

Jumlah kekayaan Goh, saat ini mencapai US$1,55 miliar, naik 41 persen dalam setahun.

Model bisnis Silverlake Axis sangat sederhana, yakni menjual lisensi perangkat lunak kepada bank, kemudian insinyurnya akan menginstal, dan memungut biaya untuk pemeliharaan.

Pendapatan Silverlake Axis pada Januari-Juni 2015 tercatat sebesar US$156 juta. Sementara itu, untuk laba bersih pada tahun lalu naik 15 persen.

Dia mengakui, bisnis IT yang dikerjakannya saat ini semakin menantang, karena banyaknya persaingan.

Anak penjual daging
Goh bersedia berbagi pengalaman hidupnya. Dia menuturkan, Goh dibesarkan di Penang. Dia berasal dari keluarga biasa, ayahnya adalah penjual daging.

Tetapi, keinginannya untuk mengenyam pendidikan sangat besar. Anak ketujuh dari 10 bersaudara ini, kemudian mendapatkan beasiswa dari pemerintah Jepang, dan kuliah di University of Tokyo.

Dia menjadi satu-satunya anak di keluarganya yang mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Goh mengambil jurusan fisika nuklir dan beralih ke teknik listrik.

Lulus kuliah, Goh diterima bekerja di IBM. Dia menyaksikan bagaimana bank menggunakan teknologi yang sederhana. Sistem yang sangat kuno dan tidak efisien.

Hal itulah yang kemudian menginspirasi Goh. Tahun 1989, dia memutuskan berhenti bekerja dan mendirikan Silverlake Axis. Namun, tak seindah yang dibayangkan, di awal mulai menekuni bisnis perangkat lunak, Goh gagal.

"Di awal baru merintis, saya gagal. Saya ketakutan tidak bisa membiayai putri saya sekolah. Namun, saat itu, saya berpikir bahwa lebih baik gagal dibandingkan tidak pernah mencoba," kenangnya.

Tanpa menyerah, Goh tetap menekuni bisnisnya, hingga akhirnya berbuah manis.

Dia mengatakan, Silverlake Axis berkembang karena masuk pasar pada waktu yang tepat. Pada akhir 1980an dan awal 1990an, jasa perusahaan keuangan di Asia mulai memodernisasi sistemnya.

Untuk bank besar, membangun sistem perbankan sendiri membutuhkan biaya yang sangat besar. Dari situlah, kemudian sebagian besar bank percaya dengan sistem yang sudah dibuat Goh.

Pada 2003, perusahaan Goh, kemudian melantai di bursa Singapura. Setiap saat Goh mengembangkan sistem perangkat lunak yang ditawarkannya, agar tidak ketinggalan zaman.

Kini, perusahaannya memiliki pelanggan tetap di 20 negara di Asia, Timur, Tengah, dan Afrika, tetapi yang terbesar tetap Asia Tenggara.


Sumber : Viva.co.id
Facebook Twitter Google+ Lintasme

Related Posts :

Back To Top