Kisah Nabi Ibrahim as dilahirkan di tengah-tengah masyarakat yang penuh kemusyirikan dan kekufuran. Pada waktu itu yang berkuasa adalah raja bengis Namrudz bin Faligh bin Abir bin Shalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh yang memerintah selama empat ratus tahun di kerajaan Babylon. Raja Namrud
menjadi sangat gelisah ketika mendapat firasat bahwa akan lahir seorang
laki-laki yang dapat menggulingkan kerajaannya. Karena ketakutan bahwa
firasatnya akan menjadi kenyataan, maka dikeluarkanlah suatu
undang-undang yang isinya menyatakan bahwa semua anak laki-laki yang
lahir dalam tahun ini harus dibunuh.
(Dalam Alquran: Surah An Nisaa'/ 54) "Sesungguhnya kami telah
memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah
memberikan kepadanya kerajaan yang besar."
Berkat anugrah Allah SWT, jari tangan Nabi Ibrahim as mengeluarkan Madu bila dihisap sehingga Nabi Ibrahim as
tidak kelaparan dan dapat tumbuh sehat wal'afiat. Maka terperanjatlah
Azar dan istrinya ketika menengok anaknya, karena diluar dugaan dan akal
manusia, Nabi Ibrahim as tidak mati. Setelah undang-undang tentang
pembunuhan bayi laki-laki dicabut maka orangtuanya membawa pulang Nabi
Ibrahim ke rumah mereka.
Nabi Ibrahim as bukan saja tumbuh sehat jasmaninya, tetapi juga sangat cerdas otaknya. Nabi Ibrahim as
terus mengejar jawaban dari mana datangnya manusia, siapakah
penciptanya. Ketika orangtuanya mengatakan bahwa ia datang dari ibunya,
Nabi Ibrahim as kemudian menanyakan siapa yang mendatangkan ibunya,
demikian seterusnya dan tiada terjawablah pertanyaan itu.
Nabi Ibrahim as mulai menggunakan akal sehatnya untuk mencari Tuhannya yang menciptakan jagad raya dan seisinya menjadi ada. Awalnya Nabi Ibrahim as
menganggap bintang yang menerangi malam itulah Tuhannya, namun Nabi
Ibrahim as menolaknya setelah bintang itu hilang cahayanya saat muncul
bulan yang lebih terang.
(Dalam Alquran: Surah Al An'naam/ 76) "Ketika malam telah
menjadi gelap, dia (nabi ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia
(nabi ibrahim) berkata: 'itulah Tuhanku, 'Tetapi tatkala bintang itu
tenggelam, dia (nabi Ibrahim) berkata: 'saya tidak suka kepada yang
tenggelam,"
Lagi-lagi Nabi Ibrahim as harus kecewa karena ternyata bulan juga
tidak langsung kenampakannya, hilang ketika fajar mulai menyingsing di
pagi hari. Pagi harinya ketika sang Surya memancarkan sinarnya
yang membuat bumi terang benderang maka Nabi Ibrahim as mengira telah
menemukan apa yang dicarinya. Namun ternyata matahari juga mengecewakan
karena bisa hilang di waktu malam hari.
Nabi Ibrahim as terus mencari siapakah sebenarnya Tuhannya, sampai akhirnya Nabi Ibrahim as diperlihatkan keagungan dan kekuasaan Allah SWT
(Dalam Alquran: Surah Al An'aam/ 75) "Dan demikianlah Kami
perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di
langit dan di Bumi, dan (kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu tidak
termasuk orang-orang yang yakin."
SUMBER GAMBAR : tksraudhah-psr.sch-id.net |
Buku Kisah Nabi yang dipakai dalam tulisan ini:
- K.R.M.T.H. Murdodiningrat, 2012. Kisah Teladan 25 Nabi Dan Rasul Dalam Al-Quran. Yang Menerbitkan Pustaka Pelajar: Yogyakarta.