Gunung
meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Abu
vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah
bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan, terdiri
dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus. Batuan yang berukuran besar
(bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 – 7 km dari
kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km
bahkan ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan
angin. Abu yang halus dapat menyababkan radang paru-paru jika terhirup.Sebagai contoh letusan G. Krakatau tahun 1883 mengitari bumi berhari-hari, juga
letusan G. Galunggung tahun 1982 dapat mencapai Australia. Abu vulkanik dapat digunakan sebagai bahan pozolan karena mengandung
unsur silika dan alumunia sehingga dapat mengurangi penggunaan semen sebagai
bahan bangunan. Abu vulkanik juga dapat menyuburkan tanah di sekitar gunung.
2.
Macam-macam Gunung Meletus
- Letusan Tipe Hawaii
Tipe
hawaii terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah
mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk
seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea
di Hawaii.
- Letusan Tipe Stromboli
Letusan
tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval
atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari
tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan
yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe
stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
- Letusan Tipe Vulkano
Letusan
tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta
bahan-bahan padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan
erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di
Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.
- Letusan Tipe Merapi
Letusan
tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya,
tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava.
Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar.
Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu,
terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan
tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
- Letusan Tipe Perret atau Plinian
Letusan
tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Material yang
dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan
tipe ini dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga
dinding kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan
St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980.
- Letusan Tipe Pelee
Letusan
tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api
yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi
bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
3.
Penyebab Terjadinya Gunung Meletus
1. Status awas
Pada status awas, aktifitas magma dari dalam bumi ini
diketahui dari naiknya suhu kawah dan adanya getaran-getaran gempa vulkanik.
Temperatur magma yang sangat tinggi ini akan mendekati sumbat yang menyebabkan
air memanas. Proses pemanasan ini juga akan mungkin diikuti dengan adanya
rekahan-rekahan akibat tekanan magma, rekahan ini akan sangat mungkin
menyebabkan bocornya danau. Kebocoran danau ini tentunya menyebabkan air danau
menjadi uap di bawah kawah yang juga akan menambah tekanan dari dalam.
2. Awal letusan Hidrovolkanik
Akibat jumlah air yang bocor masuk ke dalam sudah sangat
banyak akan mungkin menimbulkan letusan akibat air yang mendidih. Letusan ini
sering disebut sebagai letusan hidrovulkanik, letusan ini memang akan banyak di
jumpai pada gunung api yang berada di laut, misalnya gunung Krakatau, dan
gunung-gunung api di hawai, sangat mungkin yang terjadi saat ini adalah
letusan. Letusan awal akibat proses ini. Sangat mungkin terdengar
dentuman-dentuman serta longsoran-longsoran dinding kalau saja tekanan magma
ini terus menerus mendorong maka proses letusan akan berlanjut ke proses
berikutnya.
3. Letusan semi Magmatik
Pada saat semua air di danau habis masuk dan bercampur
dengan magma membara yang menyembul dari dalam, akan terjadi proses perubahan
fase air menjadi uap secara mendadak, tentunya kita tahu ketika terjadi
perubahan fase ini maka akan terjadi perubahan tekanan. Temperatur magma ini
rata-rata sekitar 600◦C hingga 1,170◦C (110-2140◦f) sehingga air yang terkena
magma panas ini akan serta merta menjadi uap dalam sekejap. Tekanan uap air ini
akan sangat besar dan mampu menggetarkan dan bahkan melemparkan
material-material vulkanik di atasnya. Sumbat kawah serta kerikil dan pasir
yang berada dikelilingnya kepundan akan mungkin terlempar keluar.
Pada saat ini juga akan
terjadi ketidak seimbangan landasan atau fondasi dari dinding-dinding kawah ini
akan membuat dinding kawah runtuh.
4. Letusan magmatik
Ketika letusan preatik (preathic eruption) terjadi
bersamaan dengan aktifitas magmatic, maka akan sangat mungkin letusannya sangat
dasyat. Namun kalau saja letusan semi magmatic di atas dihabiskan terlebih
dahulu kemudian diikuti dengan letusan magmatik, maka mungkin letusannya tidak
optimum. Namun yang ditakutkan justru mengapa kemarin itu tanda-tanda kejadian
pra letusan 1990 sudah terlihat kok masih juga belum meletus seolah-olah.
4.
Dampak Dari Gunung Meletus
Dampak Positif Bagi Bisnis dan Perekonomian :
·
Menambah kesuburan kawasan sekitar merapi, sehingga dapat ditumbuhi banyak pepohonan
dan dapat dimanfaatkan untuk pertanian dalam waktu beberapa tahun kedepan
· Dapat
dijadikan objek wisata bagi wisatawan domestic dan wisatawan mancanegara setelah Gunung Merapi meletus
· Hasil
erupsi (pasir) dapat dijadikan mata pencaharian seperti penambangan pasir dan
karya seni dari endapan lava yang telah dingin.
·
Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal atau panas bumi yang sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari
·
Sisa-sisa aktivitas Gunung Merapi dapat menghasikan bahan-bahan tambang yang
berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan lain-lain.
·
Membangkitkan industry semen dan industry yang berkaitan dengan insfrastuktur
bisa bangkit, termasuk bisa menyerap banyak tenaga ahli untuk memulihkan
infrastruktur dan sector lainnya di kawasan terkena musibah.
·
Terjadinya disribusi keadilan ekonomi, dengan banyaknya sumbangan dari para dermawan.
Dampak Negatif Bagi Bisnis dan Perekonomian :
· Merusak
pemukiman warga sekitar bencana
·
Menyababkan kebakaran hutan (Bencana Merapi)
·
Pepohonan dan tumbuhan yang ditanam warga sekitar banyak yang layu, bahkan mati
akibat debu vulkanik, begitu juga dengan ternak warga banyak yang mati akibat
letusan Gunung Merapi
·
Menyebabkan gagal panen
· Matinya
infrastruktur
·
Terhentinya aktivitas mata pencaharian warga sekitar bencana
·
Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang tidak terduga untuk memperbaiki
infrastruktur yang telah rusak akibat bencana
·
Terhentinya industri periwisata, seperti pasar Malioboro dan Candi Borobudur
(Bencana Merapi)
· Bandar
udara tidak dapat beroperasi atau tidak dapat melakukan penerbangan karena debu
vulkanik yang dihasilkan oleh letusan Gunung Merapi dapat menyebabkan mesin pesawat
mati
·
Mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat
lumpuh
5.
Usaha Pencegahan Gunung Meletus
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta
benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
1.
Pemantuan
Aktivitas gunung api
dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data
harian hasil pemantuan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB.
Petugas pos pengamatan
Gunung Berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan
oleh DVMG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi.
Tindakan tersebut antara
lain :
-
Mengevaluasi laporan dan data
-
Membentuk Tim Tanggap Darurat
-
Mengirimkan Tim ke lokasi
-
Melakukan pemeriksaan secara terpadu
3. Pemetaan
Peta kawasan rawan
bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi,
daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos
penggulangan bencana
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung
berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia.
Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya
5. Sosialisasi
Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah
serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.
Bentuk sosialisasi dapat
berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.