Pengertian, Ciri, Unsur Novel | Novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang panjang dan luas. Novel adalah sebuah uraian mendalam tentang suatu tema
yang diungkapkan lewat cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di
sekitarnya. Novel adalah sebuah cerita yang menceritakan pelaku-pelaku
atau
tokoh-tokoh mulai dari waktu muda/kecil, kemudian menjadi tua. Cerita
tersebut bergerak dari satu adegan ke adegan lain, dan satu tempat ke
tempat yang lain dengan waktu yang cukup panjang. Unsur yang paling
menonjol dalam novel adalah konflik. Bahkan dapat dikatakan bahwa novel
adalah rangkaian dari beberapa konflik yang membentuk satu jalan cerita.
Novel yang menarik biasanya mengandung konflik-konflik yang mengejutkan
atau mendadak.
Ciri-ciri novel yang paling utama adalah sebagai berikut:
Pengertian, Ciri, Unsur Novel |
- Memiliki alur/plot yang kompleks. Berbagai peristiwa dalam novel ditampilkan saling berkaitan sehingga novel dapat bercerita panjang lebar, membahas persoalan secara luas, dan lebih mendalam.
- Tema dalam novel tidak hanya satu, tetapi muncul tema-tema sampingan. Oleh karena itu, pengarang novel dapat membahas hampir semua segi persoalan.
- Tokoh/karakter tokoh dalam novel bisa banyak. Dalam novel, pengarang sering menghidupkan banyak tokoh cerita yang masing-masing digambarkan secara lengkap dan utuh.
- Tema: Tema adalah ide dasar atau gagasan pokok yang mendasari novel.
- Alur: Alur adalah rangkaian peristiwa demi peristiwa dalam novel.
- Tokoh: Tokoh serta perwatakan berkaitan dengan pelaku dalam novel.
- Sudut Pandang: Sudut pandang adalah cara penulis novel menceritakan kisahnya atau segi pandang penulis dalam membawakan cerita. Sudut pandang berkaitan dengan penggunaan kata ganti dalam bercerita oleh penulis. apakah menggunakan kata ganti orang pertama, orang kedua, atau orang ketiga
- Latar: Latar adalah tempat dan waktu terjadinya cerita dalam novel.
- Gaya Bahasa: Gaya bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa oleh penulis dalam novel tersebut.
- Amanat: Amanat adalah pesan yang terkandung dalam novel. Pesan tersebut umumnya merupakan ajaran moral yang bersifat mendidik.
- Latar belakang budaya penulis novel
- Pendidikan penulis novel
- Pengalaman penulis novel
Pengertian Novel
Pengertian Novel
2.1. Pengertian Novel
Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita
pendek, drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca
oleh para pembaca. Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan,
kebanyakan juga berisi karya– karya novel.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas
pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang
benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu
memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah
novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah,
menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia
juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya adalah
bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah
orang habis membacanya.
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah
novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel
hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting
memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi
novel hiburan terikat dengan pola – pola. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan
Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik
ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedang novel hiburan
tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina
manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang
mau cepat–cepat membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi
novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena
sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi –
definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran
daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat
nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr.
Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).
Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu :
undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan
karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs.
Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai
unsure-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)
2.1.1. Unsur-Unsur Novel
Novel mempunyai unsure-unsur yang terkandung di dalam unsure-unsur
tersebut adalah :
1. Unsur Intrinsik
Unsure Intrinsik ini terdiri dari :
a. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan
cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)
b. Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita,
setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd,
Agus Priantoro, S.Pd)
c. Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of
Fiction (Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang
pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan
perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak
mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya
menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali
berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu.
Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia
batin yang paling dalam dari tokoh.
d. Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa
bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur
cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada
kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)
e. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu
karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal.
(Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
f. Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd,
Agus Priantoro, S.Pd)
2. Unsur Ekstinsik
Unsure ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi
pengarang, dan lain – lain, di luar unsure intrinsic. Unsur – unsur yang
ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini
akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs.
Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).
2.2. Unsur – unsur Novel Sastra
Novel sastra serius dan novel sastra hiburan mempunyai beberapa unsur
yang membedakan keduanya. Unsure – unsure novel sastra serius adalah
sebagai berikut :
- Dalam teman : Karya sastra tidak hanya berputar – putra dalam masalah
cinta asmara muda – mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah
yang penting untuk menyempurnakan hidup manusia. Masalah cinta dalam
sastra kadangan hanya penting untuk sekedar menyusun plot cerita belaka,
sedang masalah yang sebenarnya berkembang diluar itu.
- Karya sastra : Tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi
selalu mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu masalah, hal
ini dengan sendirinya berhubungan dengan kematangan pribadi si sastrawan
sebagai seorang intelektual.
- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa
dialami atau sudah dialami oleh manusia mana saja dan kapan saja karya
sastra membicarakan hal – hal yang universal dan nyata. Tidak
membicarakan kejadian yang artificial (yang dibikin – bikin) dan
bersifat kebetulan.
- Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru. Ia tidak mau berhenti
pada konvensialisme. Penuh inovasi.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standard an bukan silang atau mode
sesaat.
Sedangkan novel sastra hiburan juga mempunya unsure – unsure sebagai
berikut :
- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara belaka, hanya itu
tanpa masalah lain yang lebih serius.
- Novel terlalu menekankan pada plot cerita, dengan mengabaikan
karakterisasi, problem kehidupan dan unsur-unsur novel lain.
- Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional cerita disusun
dengan tujuan meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya novel demikian
hanya mengungkapkan permukaan kehidupan, dangkal, tanpa pendalaman.
- Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artificial, tidak hanya dalam
kehidupan ini. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu
sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.
- Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang
rata-ratatunduk pada hokum cerita konvensional, jarang kita jumpai usaha
pembaharuan dalam jenis bacaan ini, sebab demikian itu akan
meninggalkan masa pembacanya.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang actual, yang hidup dikalangan
pergaulan muda-mudi kontenpores di Indonesia pengaruh gaya berbicara
serta bahasa sehari-hariamat berpengaruh dalam novel jenis ini.
2.3. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sastra.
2.3.1. Nilai Sosial
Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan
manusia lain.
2.3.2. Nilai Ethik
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang isinya
dapat memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian yang dicari dan
dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar sesuatu dari
seorang pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
2.3.3. Nilai Hedorik
Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya
sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan
2.3.4. Nilai Spirit
Nialai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap
hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan
kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri.
2.3.5. Nilai Koleksi
Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus
membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.
2.3.6. Nilai Kultural
Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban masyarakat,
sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah.
2.4. Jenis Novel Hiburan
Jenis dari novel hiburan bermacam-macam menurut upaya, seperti :
a. Novel detektif
b. Novel roman
c. Novel mistery
d. Novel Gothis
e. Novel criminal
f. Novel science fiction(sf)
Novel hiburan ini merupakan bacaan ringan yang menghibur dan novel
hiburan ini jauh lebih banyak ditulis dan diterbitkan serta lebih banyak
dibaca orang sebagai pembaca untuk jenis novel hiburan ini jumlahnya
amat banyak karena sifatnya yang personal dan isinya hanya kenyataan
semua dan gambaran fantasi pengarang saja.
Novel hiburan juga menceritakan hal-hal yang indah seperti cerita
percintaan yang sentimentil, sehingga pembaca sangat menyukainya. Novel
hiburan ini juga diperhatikan oleh para kritisi yang menyangkut masalah
komersialnya, Novel ini gemari oleh semua golongan masyarakat mulai dari
anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun dewasa.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Pengertian Novel
Pengertian Novel
2.1. Pengertian Novel
Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita
pendek, drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca
oleh para pembaca. Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan,
kebanyakan juga berisi karya– karya novel.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas
pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang
benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu
memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah
novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah,
menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia
juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya adalah
bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah
orang habis membacanya.
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah
novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel
hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting
memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi
novel hiburan terikat dengan pola – pola. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan
Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik
ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedang novel hiburan
tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina
manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang
mau cepat–cepat membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi
novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena
sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi –
definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran
daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat
nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr.
Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).
Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu :
undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan
karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs.
Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai
unsure-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)
2.1.1. Unsur-Unsur Novel
Novel mempunyai unsure-unsur yang terkandung di dalam unsure-unsur
tersebut adalah :
1. Unsur Intrinsik
Unsure Intrinsik ini terdiri dari :
a. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan
cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)
b. Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita,
setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd,
Agus Priantoro, S.Pd)
c. Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of
Fiction (Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang
pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan
perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak
mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya
menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali
berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu.
Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia
batin yang paling dalam dari tokoh.
d. Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa
bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur
cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada
kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)
e. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu
karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal.
(Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
f. Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd,
Agus Priantoro, S.Pd)
2. Unsur Ekstinsik
Unsure ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi
pengarang, dan lain – lain, di luar unsure intrinsic. Unsur – unsur yang
ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini
akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs.
Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).
2.2. Unsur – unsur Novel Sastra
Novel sastra serius dan novel sastra hiburan mempunyai beberapa unsur
yang membedakan keduanya. Unsure – unsure novel sastra serius adalah
sebagai berikut :
- Dalam teman : Karya sastra tidak hanya berputar – putra dalam masalah
cinta asmara muda – mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah
yang penting untuk menyempurnakan hidup manusia. Masalah cinta dalam
sastra kadangan hanya penting untuk sekedar menyusun plot cerita belaka,
sedang masalah yang sebenarnya berkembang diluar itu.
- Karya sastra : Tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi
selalu mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu masalah, hal
ini dengan sendirinya berhubungan dengan kematangan pribadi si sastrawan
sebagai seorang intelektual.
- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa
dialami atau sudah dialami oleh manusia mana saja dan kapan saja karya
sastra membicarakan hal – hal yang universal dan nyata. Tidak
membicarakan kejadian yang artificial (yang dibikin – bikin) dan
bersifat kebetulan.
- Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru. Ia tidak mau berhenti
pada konvensialisme. Penuh inovasi.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standard an bukan silang atau mode
sesaat.
Sedangkan novel sastra hiburan juga mempunya unsure – unsure sebagai
berikut :
- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara belaka, hanya itu
tanpa masalah lain yang lebih serius.
- Novel terlalu menekankan pada plot cerita, dengan mengabaikan
karakterisasi, problem kehidupan dan unsur-unsur novel lain.
- Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional cerita disusun
dengan tujuan meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya novel demikian
hanya mengungkapkan permukaan kehidupan, dangkal, tanpa pendalaman.
- Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artificial, tidak hanya dalam
kehidupan ini. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu
sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.
- Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang
rata-ratatunduk pada hokum cerita konvensional, jarang kita jumpai usaha
pembaharuan dalam jenis bacaan ini, sebab demikian itu akan
meninggalkan masa pembacanya.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang actual, yang hidup dikalangan
pergaulan muda-mudi kontenpores di Indonesia pengaruh gaya berbicara
serta bahasa sehari-hariamat berpengaruh dalam novel jenis ini.
2.3. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sastra.
2.3.1. Nilai Sosial
Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan
manusia lain.
2.3.2. Nilai Ethik
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang isinya
dapat memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian yang dicari dan
dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar sesuatu dari
seorang pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
2.3.3. Nilai Hedorik
Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya
sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan
2.3.4. Nilai Spirit
Nialai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap
hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan
kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri.
2.3.5. Nilai Koleksi
Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus
membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.
2.3.6. Nilai Kultural
Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban masyarakat,
sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah.
2.4. Jenis Novel Hiburan
Jenis dari novel hiburan bermacam-macam menurut upaya, seperti :
a. Novel detektif
b. Novel roman
c. Novel mistery
d. Novel Gothis
e. Novel criminal
f. Novel science fiction(sf)
Novel hiburan ini merupakan bacaan ringan yang menghibur dan novel
hiburan ini jauh lebih banyak ditulis dan diterbitkan serta lebih banyak
dibaca orang sebagai pembaca untuk jenis novel hiburan ini jumlahnya
amat banyak karena sifatnya yang personal dan isinya hanya kenyataan
semua dan gambaran fantasi pengarang saja.
Novel hiburan juga menceritakan hal-hal yang indah seperti cerita
percintaan yang sentimentil, sehingga pembaca sangat menyukainya. Novel
hiburan ini juga diperhatikan oleh para kritisi yang menyangkut masalah
komersialnya, Novel ini gemari oleh semua golongan masyarakat mulai dari
anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun dewasa.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Pengertian Novel
Pengertian Novel
2.1. Pengertian Novel
Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita
pendek, drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca
oleh para pembaca. Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan,
kebanyakan juga berisi karya– karya novel.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas
pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang
benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu
memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah
novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah,
menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia
juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya adalah
bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah
orang habis membacanya.
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah
novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel
hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting
memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi
novel hiburan terikat dengan pola – pola. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan
Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik
ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedang novel hiburan
tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina
manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang
mau cepat–cepat membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi
novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena
sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi –
definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk
sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran
daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat
nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr.
Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).
Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu :
undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan
karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs.
Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai
unsure-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)
2.1.1. Unsur-Unsur Novel
Novel mempunyai unsure-unsur yang terkandung di dalam unsure-unsur
tersebut adalah :
1. Unsur Intrinsik
Unsure Intrinsik ini terdiri dari :
a. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan
cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)
b. Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita,
setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd,
Agus Priantoro, S.Pd)
c. Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of
Fiction (Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang
pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan
perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak
mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya
menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali
berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu.
Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia
batin yang paling dalam dari tokoh.
d. Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa
bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur
cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada
kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)
e. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu
karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal.
(Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
f. Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd,
Agus Priantoro, S.Pd)
2. Unsur Ekstinsik
Unsure ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi
pengarang, dan lain – lain, di luar unsure intrinsic. Unsur – unsur yang
ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini
akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs.
Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).
2.2. Unsur – unsur Novel Sastra
Novel sastra serius dan novel sastra hiburan mempunyai beberapa unsur
yang membedakan keduanya. Unsure – unsure novel sastra serius adalah
sebagai berikut :
- Dalam teman : Karya sastra tidak hanya berputar – putra dalam masalah
cinta asmara muda – mudi belaka, ia membuka diri terhadap semua masalah
yang penting untuk menyempurnakan hidup manusia. Masalah cinta dalam
sastra kadangan hanya penting untuk sekedar menyusun plot cerita belaka,
sedang masalah yang sebenarnya berkembang diluar itu.
- Karya sastra : Tidak berhenti pada gejala permukaan saja, tetapi
selalu mencoba memahami secara mendalam dan mendasar suatu masalah, hal
ini dengan sendirinya berhubungan dengan kematangan pribadi si sastrawan
sebagai seorang intelektual.
- Kejadian atau pengalaman yang diceritakan dalam karya sastra bisa
dialami atau sudah dialami oleh manusia mana saja dan kapan saja karya
sastra membicarakan hal – hal yang universal dan nyata. Tidak
membicarakan kejadian yang artificial (yang dibikin – bikin) dan
bersifat kebetulan.
- Sastra selalu bergerak, selalu segar dan baru. Ia tidak mau berhenti
pada konvensialisme. Penuh inovasi.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa standard an bukan silang atau mode
sesaat.
Sedangkan novel sastra hiburan juga mempunya unsure – unsure sebagai
berikut :
- Tema yang selalu hanya menceritakan kisah asmara belaka, hanya itu
tanpa masalah lain yang lebih serius.
- Novel terlalu menekankan pada plot cerita, dengan mengabaikan
karakterisasi, problem kehidupan dan unsur-unsur novel lain.
- Biasanya cerita disampaikan dengan gaya emosional cerita disusun
dengan tujuan meruntuhkan air mata pembaca, akibatnya novel demikian
hanya mengungkapkan permukaan kehidupan, dangkal, tanpa pendalaman.
- Masalah yang dibahas kadang-kadang juga artificial, tidak hanya dalam
kehidupan ini. Isi cerita hanya mungkin terjadi dalam cerita itu
sendiri, tidak dalam kehidupan nyata.
- Karena cerita ditulis untuk konsumsi massa, maka pengarang
rata-ratatunduk pada hokum cerita konvensional, jarang kita jumpai usaha
pembaharuan dalam jenis bacaan ini, sebab demikian itu akan
meninggalkan masa pembacanya.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang actual, yang hidup dikalangan
pergaulan muda-mudi kontenpores di Indonesia pengaruh gaya berbicara
serta bahasa sehari-hariamat berpengaruh dalam novel jenis ini.
2.3. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel sastra.
2.3.1. Nilai Sosial
Nilai sosial ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan
manusia lain.
2.3.2. Nilai Ethik
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri yaitu novel yang isinya
dapat memausiakan para pembacanya, Novel-novel demikian yang dicari dan
dihargai oleh para pembaca yang selalu ingin belajar sesuatu dari
seorang pengarang untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
2.3.3. Nilai Hedorik
Nilai hedonik ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya
sehingga pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan
2.3.4. Nilai Spirit
Nialai sastra yang mempunyai nilai spirit isinya dapat menantang sikap
hidup dan kepercayaan pembacanya. Sehingga pembaca mendapatkan
kepribadian yang tangguh percaya akan dirinya sendiri.
2.3.5. Nilai Koleksi
Novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat bahwa orang harus
membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan.
2.3.6. Nilai Kultural
Novel juga memberikan dan melestarikan budaya dan peradaban masyarakat,
sehingga pembaca dapat mengetahui kebudayaan masyarakat lain daerah.
2.4. Jenis Novel Hiburan
Jenis dari novel hiburan bermacam-macam menurut upaya, seperti :
a. Novel detektif
b. Novel roman
c. Novel mistery
d. Novel Gothis
e. Novel criminal
f. Novel science fiction(sf)
Novel hiburan ini merupakan bacaan ringan yang menghibur dan novel
hiburan ini jauh lebih banyak ditulis dan diterbitkan serta lebih banyak
dibaca orang sebagai pembaca untuk jenis novel hiburan ini jumlahnya
amat banyak karena sifatnya yang personal dan isinya hanya kenyataan
semua dan gambaran fantasi pengarang saja.
Novel hiburan juga menceritakan hal-hal yang indah seperti cerita
percintaan yang sentimentil, sehingga pembaca sangat menyukainya. Novel
hiburan ini juga diperhatikan oleh para kritisi yang menyangkut masalah
komersialnya, Novel ini gemari oleh semua golongan masyarakat mulai dari
anak-anak sampai orang dewasa, baik laki-laki maupun dewasa.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ