Page

Info seputar dunia bisnis, pendidikan dan infotainment

AKHLAK TERCELA KEPADA ALLAH



AHLAK TERCELA KEPADA SESAMA

A.     HASAD

1.      Pengertian hasad

        Menurut bahasa, hasad artinya iri atau tidak suka. Adapun menurut istilah, hasad adalah sifat iri atau tidak suka kepada orang lain yang mendapat nikmat allah, baik berupa perestasi maupun kekayaan.
        Hasad termasuk sifat tercela yang dibenci oleh Allah, karena itu harus dihindari. Memiliki sifat hasad dapat membahayakan orang lain, juka akan mendatangkan malapetaka bagi pelakunya.
        Perbuatan hasad dapat merusak amal ibadah orang yang melakukannya. Bahkan pahala ibadah lain yang telah dikumpulkannya selama bertahun-tahun, akan musnah oleh sikap perbuatan hasad karna perbuatan hasad memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar .
Sabda Rosulullah Saw.:
Artinya:
“Dari Abi Hurairah berkata: telah bersabda Rosululloh saw.: hendaklah engkau menjauhkan diri dari sifat hasad, sebab sifat hasad atu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Buqhari)

2.      Bentuk perbuatan hasad

a.       Perilaku iri dan dengki
b.      Perilaku tidak suka melihat orang lain maju dan mendapat nikmat.
c.       Perilaku mencari-cari kesalahan orang lain dengan tujuan supaya orang itu jatuh dan hancur.
d.      Perilaku membanggakan diri sendiri meskipun sebetulnya tidak pantas dibanggakan.
e.       Perilaku tidak mau menerima kelemahan dan kekurangan atas dirinya.
f.        Perilaku tidak mau mengakui kelebihan dan kemenangan orang lain.
g.       Perilaku tidak mau mengintropeksi diri, sehingga tidak pernah sadar atas kekalahan-nya.


3.  Nilai-nilai negatif akibat perbuatan hasad
a.       Mengandung sikap perilaku iri dan dengki
b.      Mengandung sikap perilaku suka mencari kesalahan orang lain
c.       Mengandung sikap prilaku suka mencari-cari kesalahan orang lain
4.  Menghindari perilaku hasad dalam kehidupan sehari-hari
a.       Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati, agar tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu setan yang mendorong untuk berbuat hasad.
b.      Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa perbuatan hasad. Tidak hanya keji dan biadab, tetepi juga menimbulkan akibat bagi orang lain.
c.       Tanamkan kekayikan bahwa perilaku hasad tidak akan mendapatkan keuntungan sedikitpun bagi pelakunya, bahkan sebaliknya akan mendatangkan malapetaka dan bsncananyang besar bagi kehidupannya.
d.      Tanamkan sikap kebersamaan dan kekeluargaan kepada siapapun, sehingga akan merasa bangga akan kenikmatan yang diterima oleh saudara sendiri.
e.       Pahami dengan baik bahwa perlaku hasad  itu dilarang oleh agama, dinista oleh sesesama, dan ditngkan banyak musuh.
f.        Mulailah menghindari sikap perlaku hasad dari sekarang, agar kelak menjadi seorang yang berjiwa besar dan berhati bersih.

B.     DENDAM    

1.  Pengertian dendam
        Dendam d apat diartikan sebagai amarah yang terpendam. Adapun yang sebenarnya, dendm adalah perilaku menyimpan amarah didalam hati dan sustu waktu angin mengeluarkannya jika waktu dan tempatnya sudah dianggap sudah tepat. Dendam juga dapat diartikan sebagai nafsu amarah yang tertundayang suatu waktu dapat meledak dengan cara meledak dengan cara membabi buta.
        Agama islam melarangnya, karena sifat itu didorong oleh nafsu setan yang terkutuk. Sebaliknya kita dianjurkan agar mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain. Perhatikan firman Allah SWT.:
Artinya:
“(yaitu) orng yang berimfak baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orng yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Ali-Imran: 134)
2.  Bentuk perbuatan dendam
a.       Perilaku amarah yang meluap
b.      Tidak mau memaafkan kesalahan orang lain
c.       Egois mudah tersinggung
3.  Nilai-nilai negatif akibat perbuatan dendam
a.       Tidak disukai banyak orang.
b.      Hidupnya tersiksa oleh rasa dendamnya.
c.       Hidupnya bergumul dengan setan.
d.      Tidak mendapat ridlo Allah SWT.
4.  Menghindari prilaku dendam dalam kehidupan sehari-hari.
a.       Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati.
b.      Hindari bergaul dengan orang-orang pendendam.
c.       Tumbuhkan sikap pemaaf dan pengasih terhadap sesame.
d.      Kendalikan hawa nafsu setan yang akan mencelakakan kita dengan senantiasa mengingat Allah SWT.
e.       Bersikap hati-hati dan waspada agar tidak mudah terpancing oleh godaan setan yang terkutuk.

C.     GIBAH

1.  Pengertian gibah
        Gibah ialah mengunjing, yaitu suatu perbuatan atau tindakan membicarakan aib atau kekurangan orang lain, tampa diketahui oleh orang yang sedang dibicarakannya itu, dan akibat perbuatannya itu seseorang yang dibicarakannya itu akan merasa terhina, tercela, malu, dan merasa tercemar nama baiknya, serta terendahkan harkat dan martabatnya.
        Perhatikan sabda Rosululloh Saw.:
Artinya:       
“bersabda Nabi Saw.: Tahukah engkau apakah gibah itu? Para sahabat menjawab: Allah dan Rosulnya lebih mengetahui. Bersabda Rosululoh saw.: engkau menyebut saudaramu dengan kata-kata yang tidak disenanginya. Bagaimana pendapatmu yarosul jika memang pada saudaraku itu apa-apa yang saya katakan. Nabi menjawab: jikamemang ada padanya apa yang kamu katakana itu,berarti kamu telah mengumpat atau menggunjing. Jika tidak ada berarti kamu telah membuat kebaohongan yang keji terhadap dirinya.” (HR. Muslim)
2.  Bentuk perbuatan gibah
a.       Membicarakan kelemahan aib dan orang lain.
b.      Merasa puas telah mengemukakan keburukan orang lain dihadapan banyak orang.
c.       Memberi tau orang lain tentang kekurangan atau kecacatan orang lain.
d.      Tidak suka orang lain berbuat benar atau memiliki kelebihan.
e.       Tidak pernah mengoreksi diri sendiri dan selalu mengutip kesalahan atau kakurangan orang lain.
3.  Nilai-nilai negatif akibat perbuatan gibah
a.       Memutuskan ikatan silatu rahmi antara sesame saudara muslim.
b.      Menimbulkan sikap balas dendam dari pihak yang digunjing.
c.       Menimbulkan permusuhan dan perseketaan.
d.      Mendapat kutukan dan murka dari Allah SWT.
e.       Melanggar etika berbicara dalam pergaulan.
f.        Termasuk orang yang berakhlak tercela.
4.  Menghindari perilaku gibah dalam kehidupan sehari-hari
a.       Tanamkan keimanan yang kuat didalam hati, agar tidak tergoda oleh bujuk rayu setan yang selalu menjerumuskan manusia kajurang nista.
b.      Hindari pergaulan dengan orang-orang yang suka bergosip atau mengunjing.
c.       Selalu menggunakan etika dalam berbicara.
d.      Berbicaralah sesuai waktu dan tempatnya.
e.       Gunakan waktu luang dengan aktivitas yang positif dan mengandung mamfaat.
f.        Jika ada orang-orang yang mengunjing, hendklah kamu jauhi kalau bias cegah agar tidak lagi berbuat seperti itu.

D.     FITNAH  

1.  Pengertian fitnah
        Fitnah artinya perkataan yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang dimaksudkan untuk menjatuhkan, menjelekan, menodai nama baik orang lain, atau merugikan kehormatannya.
        Perbuatan memfitah sangat membahayakan dibandingkan dengan perbuatan membunuh sekalipun. Jika membunuh hanya merusak jasmani orang sedangkan memfitnah dapat memfitnah dapat merusak mental, jiwa, dan raga sekaligus. Bahkan dapat pula menyulut permusuhan. Perhatikan firman Allah SWT:
Artinya:
 “ Sedangkan fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan.” ( Q.S Al-Baqarah:217)
        Perbuatan memfitnah biasanya dilakukan oleh orang yang bersikap pengecut, pendendam, dan kerdil. Yang berharap orang lain hidupny atidak senang, yaitu dengan jalan memfitnah.
2.  Bentuk perbuatan fitnah
a.       Menyebarkan isu / gossip yang tidak benar.
b.      Menyebarkan berita bohong.
c.       Memberiakn kesaksian palsu.


3.  Nilai-nilai negatif akibat perbuatan fitnah
a.       Dijauhi banyak orang.
b.      Jiwanya resah dan gelisah.
c.       Mendapat dosa besar.
4.  Menghindari perbuatan fitnah dalam kehidupan sehari-hari
a.       Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati.
b.      Hindari pergaulan dengan orang yang memiliki sikap prilaku fitnah.
c.       Selalu waspada terhadap segala tindakan, perbutan, dan sikap prilaku orang lain yang hendak berbuat jahat kepada kita.
d.      Mulailah membiasakan diri menghindari prilaku fitnah.          

E.     NANIMAH

1.  Pengertian namimah
        Menurut bahasa, namimah artinya fitnah atau adu domba. Adapun menurut istilah, namimah ialah menyebar berita yang dusta dengan tujuan agar terjadi perpecahan dan permusuhan diantara kedua belah pihak.
        Dewasa ini, Namimah lebih diartikan sebagai perovokasi. Orangnya disebut provokator, provokasi adalah sikap perbuatan menyebarkan isu atau fitnah kepada orang lain. para Provokator selalu berusaha mempengaruhi dam memanas-manasi hati orang lain, agar membenci satu pihak dan mencintai pahak lain.
        Perhatikan firma Allah SWT.:
Artinya:
 “dan janganlah enkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah.” (Q.S. Al-Qalam: 10-11)
        Perhatikan firma Allah SWT.:
Artinya:
“seburuk-buruk hamba Allah adalah orang-orang yang berjalan kesana kemari dengan mengadu domba, memecah belah antara kekasih, dan yang suka mencri-cari cacat yang baik.” (H.R. Ahmad).
2.  Bentuk perbuatan namimah
a.  Tidak sensing orang lain hidup rukun dan damai
b.  Suka mencari kesalahan orang lain
c.  Suka mengadu domba
3.  Nilai-nilai negatif akibat nanimah
a.  Memecah belah persatuan;
b.  Berani bersumpah palsu;
c.  Mencela orang lain;
d.  Menghambur fitnah
4.  Menghindari perilaku nanimah dalam kehidupan sehari-hari
a. Yakinkan dalam hati bahwa namimah merupakan akhlak yang sangat tercela, keji, dan biadab.
b. Tanamkan keyakinan bahwa berakhlak namimah, sama sekali tidak mendatangkan kebaikan, bahkan mengundang malapetaka bagi pelaku dan korbannya.
c. Isilah waktu luang dengan kegiatan bermamfaat, dari pada menggunjing dan membicarakan kesalahan dan kecacatan orang lain.
d. Mulailah membiasakan diri menghindari sikap tercela namimah dari yang termudah, untuk kemudian dilanjutkan pada kemudian hari.
e. Berdoalah kepada Allah SWT. Agar mendapat kekuatan dalam membiasakan diri menghindari sikap tercela namimah.

Facebook Twitter Google+
Back To Top