dapurinformasi,- Nasib orang siapa yang tau. Jika di Korea, seorang tukang sapu mampu menjadi presiden. Di Indonesia pun banyak kisah sukses serupa. Salah satunya adalah Tri Sumorno, seorang mantang tukang sapu yang kini menjadi pengusaha yang beromset ratusah juta rupiah per bulan.
Ia terus menunjukkan kinerja yang baik dalam pekerjaannya. Setelah menjadi office boy, ia ditawari menjadi marketing hingga kemudian menjadi penanggungjawab gudang.
Selain bekerja di kantor, ia pun mencari penghasilan tambahan dengan berjualan aksesori. Hal itu dijalani selama 4 tahun. Dan pada tahun 1997 ia nekad mundur dari pekerjaan kantor untuk fokus menjalani usahanya hingga bisa memiliki kios di Mall Graha Cijantung.
Tahun 1999, ia membeli rumah di Perumahan Pondok Ungu Bekasi Utara hasil dari hasil penjualan kios di Mall Graha Cijantung karena ditawar orang dengan harga mahal. Di rumahnya ia mencoba membuka toko sembako. Ia pun bisa membangun 10 rumah kontrakan yang kebanyakan disewa pedagang keliling. Dan para pedagang keliling itu juga turut meramaikan toko sembako miliknya.
Pada tahun 2006, Tri mencoba berbisnis Sari kelapa. Namun suatu ketika, kualitas sari kelapa buatannya menurun hingga order pun merun dan terpaksa berhenti produksi. Namun kemudian ia belajar cara membuat sari kelapa yang baik pada salah satu dosen di IPB. Ia kembali memproduksi sari kelapa. Bahkan produksi pertamanya mencapai 10 ribu nampan dengan nilai 70 juta. Sejak itu, usahanya terus berkembang.
Kemudian ia mendirikan CV 3 Jaya dan mengelola banyak cabang usaha seprti kopi jahe sachet, toko sembako, peternakan burung, serta pertanian padi dan jahe dan beberapa usaha lainnya. Melalui perusahaan itu, omset usaha yang didapatnya mencapai 500 juta rupiah per bulan.
Itulah kisah sukses Tri Sumono yang berawal dari kesulitan namun mampu meraih kesuksesannya.
Kisah Sukses Tri Sumono
Tri Sumono hanyalah lulusan SMA. Kemudian ia nekad merantau ke Jakarta dengan ijasah SMAnya itu. Pekerjaan pertama yang didapatnya adalah menjadi buruh bangunan. Kemudian ia menjadi tukang sapu di Jakarta Barat. Dari tukang sapu, ia diangkat menjadi office boy karena kinerjanya yang cukup baik.Ia terus menunjukkan kinerja yang baik dalam pekerjaannya. Setelah menjadi office boy, ia ditawari menjadi marketing hingga kemudian menjadi penanggungjawab gudang.
Selain bekerja di kantor, ia pun mencari penghasilan tambahan dengan berjualan aksesori. Hal itu dijalani selama 4 tahun. Dan pada tahun 1997 ia nekad mundur dari pekerjaan kantor untuk fokus menjalani usahanya hingga bisa memiliki kios di Mall Graha Cijantung.
Tahun 1999, ia membeli rumah di Perumahan Pondok Ungu Bekasi Utara hasil dari hasil penjualan kios di Mall Graha Cijantung karena ditawar orang dengan harga mahal. Di rumahnya ia mencoba membuka toko sembako. Ia pun bisa membangun 10 rumah kontrakan yang kebanyakan disewa pedagang keliling. Dan para pedagang keliling itu juga turut meramaikan toko sembako miliknya.
Pada tahun 2006, Tri mencoba berbisnis Sari kelapa. Namun suatu ketika, kualitas sari kelapa buatannya menurun hingga order pun merun dan terpaksa berhenti produksi. Namun kemudian ia belajar cara membuat sari kelapa yang baik pada salah satu dosen di IPB. Ia kembali memproduksi sari kelapa. Bahkan produksi pertamanya mencapai 10 ribu nampan dengan nilai 70 juta. Sejak itu, usahanya terus berkembang.
Kemudian ia mendirikan CV 3 Jaya dan mengelola banyak cabang usaha seprti kopi jahe sachet, toko sembako, peternakan burung, serta pertanian padi dan jahe dan beberapa usaha lainnya. Melalui perusahaan itu, omset usaha yang didapatnya mencapai 500 juta rupiah per bulan.
Itulah kisah sukses Tri Sumono yang berawal dari kesulitan namun mampu meraih kesuksesannya.