KATA PENGANTAR
Asalammualaikum
Wr.Wb.
Alhamdullilahhirabil’alamin puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulisan makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis mengakui bahwa dalam penulisan makalah ini
banyak kekurangan, hal ini disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis. Namun
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Pada akhirnya, makalah ini
diharapkan mampu memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi semua pihak pada
umumnya, dan bagi penulis pada khususnya.
Wasalammualaikum
Wr.Wb.
Cianjur, 10 Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Widagdo,(1985:132) menyatakan dengan
sebuah teleskop kita dapat melihat benda-benda yang jauh sekali yang tidak
dapat dilihatnya dengan mata telanjang.
Bayangan sejati yang di bentuk oleh
obyektif jauh lebih kecil dari pada bendanya, tetapi karena telah didekatkan
pada yang mengamatinya, maka dapat diselidiki melalui okuler yang bekerja
sebagai lup.
Anonimus (2009) Teleskop merupakan alat paling penting
dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk
maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular, binokular, lensa
kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga
kecerahannya.
Galileo diakui menjadi yang pertama
dalam menggunakan teleskop untuk maksud astronomis. Pada awalnya teleskop
dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang, tampak saja (seperti yang dibuat
oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan lainnya), kemudian berkembang
ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan kini teleskop meliput
seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa
setelah tahun 1960.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami
benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642)
dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih
tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata
bugil.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi
pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu
dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan
puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua
teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan
benda-benda langit selanjutnya .
Teropong bintang atau teropong
astronomi digunakan untuk mengamati benda-benda angkasa luar. Teropong bintang
menggunakan dua buah lensa positif, masing-masing sebagai lensa obyektif dan
lensa okuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak focus lensa
obyektif lebih besar dari jarak focus lensa okuler.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Teropong?
2.
Apa kegunaan Teropong?
3.
Ada berapa jenis Teropong?
4.
Bagaimana Cara kerja Teropong?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan Teropong
2.
Mengetahui apa kegunaan Teropong
3.
Mengetahui ada berapa jenis Teropong
4.
Mengetahui bagaimana Cara kerja Teropong
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Teropong
Teropong adalah alat optik
yang digunakan untuk melihatbenda-benda yang sangat jauh seperti gunung dan
bintang agar tampak lebihdekat dan jelas. Meskipun teropong sudah digunakan
sejak abad ke ² 17namun sampai sekarang tidak seorang pun yakin siapa yang
pertama kalimenemukan teropong. Memang pada tanggal 2 oktober 1608 Hans
Lippersheypernah mecoba mempatenkan teleskop yang dibuatnya, tetapi ditolak
olehdewan penilai. Kemudian pada tahun 1609 Galileo membuat sebuah
teleskop yang sekarang dikenal dengan sebutan teropong panggung. Setelah
itu iamembuat banyak macam teleskop dan mendapatkan banyak penemuan dalambidang
astronomis yang membuatnya terkenal. Teropong dibagi menjadi duakelompok yaitu
:
1.
Teropong Bias, yang terdiri dari beberapa lensa2.
2.
Teropong pantul, yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa
2.2. Teropong Bias
Teropong bias menggunakan lensa
sebagai obyektif untuk membiaskan cahaya.Beberapa contoh teropong bias adalah :
1.
Teropong bintang atau teropong astronomib.
2.
Teropong bumic.
3.
Teropong panggung.
4.
Teropong prisma atau binokuler
2.3. Pengertian
1.
Teropong Bintang
Teropong bintang atau teropong
astronomi digunakanuntuk mengamati benda-benda angkasa luar. Teropong bintang
menggunakandua buah lensa positif, masing-masing sebagai lensa obyektif dan
lensaokuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak focus lensa
obyektiflebih besar dari jarak focus lensa okuler.
2.
Teropong Bumi
Teropong bumi yang disebut juga
teropong medan atauteropong yojana menghasilkan bayangan akhir yang tegak
terhadap arahbenda semula. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan lensa
cembungketiga yang disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler.
Lensacembung ketiga hanya berfungsi membalik bayangan tanpa perbesaran,
olehkarena itu lensa ini disebut lensa pembalik.
3.
Teropong panggung atau Teropong Galilei
Teropong
panggung atau teropong Galilei disebut jugateropong Belnada atau teropong
tonil. Teropong ini menghasilkan bayanganakhir yang tegak dan diperbesar dengan
menggunakan dua buah lensa, lensapositif sebagai lensa obyektif dan lensa
negatif sebagai lensa okuler.
4.
Teropong Prisma
Penggunaan lensa pembalik untuk
menghasilkanbayangan akhir yang tegak mengakibatkan teropong bumi menjadi relativepanjang.
Untuk menghindarinya maka lensa pembalik diganti denganpenggunaan dua prisma
siku-siku sama kaki yang disisipkan di antara lensaobyektif dan lensa okuler.
Prisma-prisma tersebut digunakan untukmembalikkan bayangan dengan pemantulan
sempurna.
2.3. Teropong Pantul
Teropong pantul merupakan teropong
bintang yang disusun dari bahan cermin cekung, cermin datar dan lensa.
Fungsi lensa obyektif diganti dengan cermin cekung. Perbesaran bayangan pada
teropong ini sama dengan teropong bintang bias. Perbesaran bayangan pada
teropong ini sama dengan teropong bintang bias. Teropong ini lebih murah dan
mudah dibuat dari teropong bias.
Ada beberapa contoh teropong pantul,
yaitu teropong Cassegrain, teropong Newtonian, teropong Gregorian.
2.4. Sejarah Teleskop atau Teropong
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pengamatan pada lima abadlalu membawa manusia untuk memahami
benda-benda langit terbebas dariselubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642)
dengan teleskop refraktornyamampu menjadikan mata manusia "lebih
tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui
mata biasa.
Karena teleskop Galileo bisa
mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan
Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi
Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain
seperti Christian Huygens(1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus,
yang berada hampir 2kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi
pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu
dengan yang lainmelalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan
puncaknya,Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teoriperhitungan
inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit
selanjutnya .
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Maharta, (1987:239) menyatakan bahwa
teropong adalah alat optic untuk melihat benda jauh ( seperti bintang, bulan )
agar tampak dekat dan jelas. Pada dasarnya teropong terdiri dari sebuah lensa
obyektif dan sebuah lensa okuler
Benda di jauh tak hingga (S = ∞)
bayangan yang di bentuk lensa obyektif berada di titik focus lensa obyektif.
Untuk mata tak berakomodasi,
bayangan yang di bentuk lensa obyektif harus berada dititik focus lensa okuler
sehingga Fob berhimpit dengan Fok.
Karena pengamatan benda-benda di
angkasa dilakukan berjam-jam, maka biasanya di lakukan dengan mata tak
berakomodasi.